Saturday, June 23, 2018

Jual Benih Cabai keriting F1 Lado Berkualitas



Benih Cabai keriting F1 Lado adalah bibit cabai hibrida keriting Produk Cap Panah Merah yang cocok di dataran rendah sampai dataran tinggi. Buah keriting ramping yang mempunyai ukuran panjang 17 Cm dengan diameter 1 Cm, tanaman tahan terhadap layu bakteri dan toleran terhadap Antraknose. Buah merah tua saat muda dan akan menjadi merah saat tua, serta buah keras dan lentur sehinnga tahan pengangkutan dan tidak mudah patah. Potensi 1.5 Kg / Batang. Kebutuhan benih 120 Gram / Ha dan tersedia dalam kemasan 10 Gram / Sachet. Apabila berminat silakan hubungi  CP Faizin : Telp. SMS/WA 0856 4839 5999

Wednesday, August 10, 2016

Cara Mudah Budidaya Bawang Merah

Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Namun pada saat-saat tertentu sering mengalami banjir produksi sehingga harganya anjlok. Diperparah lagi dengan kebijakan impor yang diterapkan pemerintah yang seringkali memperparah kejatuhan harga bawang merah di pasaran.
Untuk menghindari fluktuasi harga yang sangat merugikan petani, perlu upaya untuk melakukan budidaya bawang merah diluar musim. Seiring dengan pembatasan kegiatan budidaya di musim-musim puncak.
Budidaya bawang merah memerlukan penyinaran matahari lebih dari 12 jam sehari. Tanaman ini cocok dibudidayakan di dataran rendah dengan ketinggian 0 hingga 900 meter dari permukaan laut. Suhu optimum untuk perkembangan tanaman bawang merah berkisar 25-32 derajat celcius. Sedangkan keasaman tanah yang dikehendaki sekitar pH 5,6-7.
Kali ini alamtani mencoba menguraikan langkah-langkah teknis yang perlu disiapkan untuk melakukan usaha budidaya bawang merah. Cara menanam bawang merah ini disarikan dari pengalaman para petani bawang di Brebes, Jawa Tengah. Berebes merupakan salah satu sentra budidaya bawang merah terbesar di Indonesia.

Benih bawang merah

Varietas benih untuk budidaya bawang merah cukup banyak. Ada benih lokal hingga benih hibrida impor. Bentuk benihnya ada yang dari biji, ada juga berupa umbi. Kebanyakan budidaya bawang merah di sentra-sentra produksi menggunakan umbi sebagai benih.
Benih bawang merah yang baik berasal dari umbi yang dipanen tua, lebih dari 80 hari untuk dataran rendah dan 100 hari dataran tinggi. Benih bawang merah yang baik setidaknya telah disimpan 2-3 bulan. Ukuran benih sekitar 1,5-2 cm dengan bentuk yang bagus, tidak cacat, berwarna merah tua mengkilap.
Kebutuhan benih untuk budidaya bawang werah tergantung dengan varietas, ukuran benih dan jarak tanam. Untuk jarak tanam 20×20 dengan bobot umbi 5 gram dibutuhkan sekitar 1,4 ton benih per hektar. Untuk bobot yang sama dengan jarak tanam 15×15 dibutuhkan 2,4 ton per hektar. Bila bobot umbi lebih kecil, kebutuhan umbi per hektarnya lebih sedikit lagi.

Pengolahan tanah dan penanaman

Tanah dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 meter, tinggi 20-30 cm dan panjang sesusai dengan kondisi kebun. Jarak antar bedengan 50 cm, sekaligus dijadikan parit sedalam 50 cm. Cangkul bedengan sedalam 20 cm, gemburkan tanahnya. Bentuk permukaan atau bagian atas bedengan rata, tidak melengkung.
Tambahkan kapur atau dolomit sebanyak 1-1,5 ton per hektar apabila keasaman tanah kurang dari pH 5,6. Penambahan kapur setidaknya diberikan 2 minggu sebelum tanam.
Gunakan 15-20 pupuk kompos atau pupuk kandang sebagai pupuk dasar. Tebarkan pupuk di atas bedengan dan aduk dengan tanah hingga merata. Bisa juga ditambahkan urea, ZA, SP-36 dan KCL sebanyak 47 kg, 100 kg, 311 kg dan 56 kg setiap hektarnya. Campur pupuk buatan tersebut sebelum diaplikasikan. Biarkan selama satu minggu sebelum bedengan ditanami.
Siapkan benih atau umbi bawang merah yang siap tanam. Apabila umur umbi masih kurang dari 2 bulan, lakukan pemogesan terlebih dahulu. Pemogesan adalah pemotongan bagian ujung umbi, sekitar 0,5 cm. Fungsinya untuk memecahkan masa dorman dan mempercepat tumbuhnya tananaman.
Jarak tanam untuk budidaya bawang merah pada saat musim kemarau dipadatkan hingga 15×15 cm. Sedangkan pada musim hujan setidaknya dibuat hingga 20×20 cm. Benih bawang merah ditanam dengan cara membenamkan seluruh bagian umbi kedalam tanah.

Perawatan budidaya bawang merah

Penyiraman pada budidaya bawang merah hendaknya dilakukan sehari dua kali setiap pagi dan sore. Setidaknya hingga tanaman berumur 10 hari. Setelah itu, frekuensi penyiraman bisa dikurangi hingga satu hari sekali.
Pemupukan susulan diberikan setelah tanaman bawang merah berumur 2 minggu. Jenis pupuk terdiri dari campuran urea, ZA, dan KCl yang diaduk rata. Komposisi masing-masing pupuk sebanyak 93 kg, 200 kg dan 112 kg untuk setiap hektarnya. Pemupukan susulan selanjutnya diberikan pada minggu ke-5 dengan komposisi urea, ZA, KCl sebanyak 47 kg, 100 kg, 56 kg per hektar. Pemupukan diberikan dengan membuat garitan disamping tanaman.
Penyiangan gulma biasanya dilakukan sebanyak dua kali dalam satu musim tanam. Untuk menghemat biaya, lakukan penyiangan bersamaan dengan pemberian pupuk susulan. Namun apabila serangan gulma menghebat, segera lakukan penyiangan tanpa menunggu pemberian pupuk susulan.

Pengendalian hama dan penyakit

Budidaya bawang merah mempunyai banyak jenis hama dan penyakit. Namun yang paling sering menyerang di sentra-sentra produksi adalah hama ulat dan penyakit layu.
Hama ulat (Spodoptera sp.) menyerang daun, gejalanya terlihat bercak putih pada daun. Bila daun diteropong terlihat seperti gigitan ulat. Hama ini ditanggulangi dengan pemungutan manual, ulat dan telur diambil untuk dimusnahkan. Bisa juga dengan menggunakan feromon sex perangkap, gunakan sebanyak 40 buah per hektar. Bila serangan menghebat, kerusakan lebih dari 5% per rumpun daun, semprot dengan insektisida yang berbahan aktif klorfirifos.
Penyakit layu fusarium, disebabkan oleh cendawan. Gejalanya daun menguning dan seperti terpilin. Bagian pangkal batang membusuk. Penanganannya dengan mencabut tanaman yang mati kemudian membakarnya. Penyemprotan bisa menggunakan fungsidia.

Panen budidaya bawang merah

Ciri-ciri budidaya bawang merah siap panen apabila 60-70% daun sudah mulai rebah. Atau, lakukan pemeriksaan umbi secara acak. Khusus untuk pembenihan umbi, tingkat kerebahan harus mencapai lebih dari 90%.
Budidaya bawang merah biasanya sudah bisa dipanen setelah 55-70 hari sejak tanam. Produktivitas bawang merah dangat bervariasi tergantung dari kondisi lahan, iklim, cuaca dan varietas. Di Indonesia, produktivitas budidaya bawang merah berkisar 3-12 ton per hektar dengan rata-rata nasional 9,47 ton per hektar.
Umbi bawang merah yang telah dipanen harus dikeringkan terlebih dahulu. Penjemuran penjemuran bisa berlangsung hingga 7-14 hari. Pembalikan dilakuan setiap 2-3 hari. Bawang yang telah kering, kadar air 85%, siap untuk disimpan atau dipasarkan.

Tuesday, July 26, 2016

Budidaya Ubi Jalar

Monday, July 25, 2016

Budidaya Tanaman Lengkeng

Buah kelengkeng atau biasa disapa lengkeng dengan nama latin Dimocarpus logan merupakan tumbuhan dari famili sapindaceae yang awal mulanya banyak tumbuh liar di daerah-daerah di pedalaman hutan Sumatera dan Kalimantan. Buah kelengkeng terasa manis apabila dimakan langsung atau dicampur dengan es krim, sudahkah Anda mencobanya?. Ehmmm, Lezat sekali loh. Sesekali Anda juga harus mencoba untuk membuat eskrim yang dicampuri dengan buah kelengkeng ini.

Buah kelengkeng banyak sekali dijual di pasaran tradisional atau supermarket. Harganya cukup terjangkau dan dapat dibeli dalam bentuk paket-paket kecil yang dibungkus menggunakan plastik atau keranjang buah kecil. Agar tidak terus-terusan membeli langsung di pasar, maka sebaiknya Anda juga dapat mencoba membudidaya kelengkeng di halaman rumah, kebun, atau daerah-daerah strategis di lingkungan tempat tinggal Anda. Budidaya kelengkeng agar cepat berbuah lebat dapat dilakukan dengan cara cangkok batang. Hasil cangkok kelengkeng dapat dibeli secara langsung di kios-kios khusus penjualan tanaman perkebunan, atau jika memungkinkan Anda juga dapat mencangkok batang kelengkeng sendiri di kebun kelengkeng Anda. Prosedur atau langkah dalam mencangkok tanaman kelengkeng sama dengan cara mencangkok tanaman mangga, jambu air, jeruk bali, kedondong, dan tanaman lainnya. Sungguh sangat praktis sekali untuk membudidaya tanaman kelengkeng ini.


Kandungan vitamin C pada 5 butir buah kelengkeng kisaran 80-100 mg dan cukup baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin C harian tubuh. Vitamin C pada kelengkeng berguna sebagai antioksidan yang baik dalam rangka menangkal radikal bebas yang bersifat patogen di dalam tubuh. Bagi penderita kegemukan (obesitas), konsumsi buah kelengkeng ini terbukti mampu membantu menurunkan berat badan secara berkala.

Sentra dan persebaran pertanian kelengkeng sudah banyak tersebar di penjuru Indonesia, Asia, dan beberapa negara di Afrika, Eropa, serta Amerika. Teknik dasar dalam budidaya tanaman kelengkeng  bagi sebagian petani berbeda-beda, ada yang menggunakan wadah pot besar sebagai media tumbuh tanam kelengkeng, ada pula yang memakai bak penanaman pot tanaman hias sehingga akan nampak seperti dibonsai, atau ditanam langsung di lahan terbuka seperti area perkebunan, ladang, maupun di halaman/pelarangan rumah.

Budidaya kelengkeng di halaman rumah dan daerah perkebunan merupakan pilihan terbaik, karena pembudidayaan kelengkeng tidaklah terlalu banyak menggunakan peralatan yang mahal, serta teknik pembudidayaannya praktis, efisien, murah dan dapat menjangkau semua kalangan masyarakat, baik yang tinggal di perkotaan atau di pedesaan. Budidaya buah kelengkeng agar cepat berbuah lebat apabila ditekuni secara baik maka akan menghasilkan buah yang lebat dan kecepatan pembuahan meningkat apabila pola penanaman serta perawatan tanaman dilakukan secara baik dan benar.

Tanaman kelengkeng telah banyak dikembangbiakan baik secara generatif (biji) atau melalui cara vegetatif yaitu melalui usaha pencangkokan pada bagian organ batang tanaman, teknik menempel, stek batang, okulasi kelengkeng, atau teknik menyambung. Teknik yang digunakan ini tentu mempunyai sisi kelebihan masing-masing. Anda sendiri dapat menentukan kira-kira cara mana yang lebih efektif dan membuat hobi menanam Anda tidak jenuh supaya pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan budidaya tanaman semakin unik.

Banyak juga para petani dan pekebun lebih memilih menanam kelengkeng dengan cara cangkok batang dengan alasan tanaman akan lebih cepat berbuah lebat dan menguntungkan. Selain itu, proses penanaman kelengkeng dengan cara cangkok batang akan sangat bagus apabila langsung diterapkan di area kebun atau halaman rumah.

Karakteristik Umum Tanaman Kelengkeng


Tanaman kelengkeng merupakan tanaman pohon berkayu, batang tanaman tumbuh ke arah atas dan kadang-kadang pada batangnya turun dan merunduk menempel pada lantai tanah. Akarnya tunjang ke arah dalam tanah, perawakan daun berwarna hijau tua, daun berbentuk bulat lonjong memanjang atau bulat telur dengan bagian ujungnya lancip, pertulangan daunnya tidak sejajar, bunga berada dalam 1  tangkai dengan buahnya bertandan. Buah kelengkeng apabila masih muda berwarna cokelat serta  jika sudah tua dan siap panen maka buahnya berwarna cokelat tua. Buah kelengkeng berbentuk bulat penuh dan daging buahnya terasa manis sekali.

Syarat Tumbuh Tanaman Kelengkeng

Tanaman kelengkeng tumbuh secara baik pada wilayah dataran rendah atau dataran tinggi dengan ketinggian lahan yang dianjurkan yakni 400 - 1.200 mdpl. Tanaman kelengkeng ini sangat cocok sekali apabila ditanam pada tanah jenis grumosol, laktosol, andosol dan tanah lempung berpasir. Suhu lingkungan 27 - 32 derajat celcius. Kelembaban udara yang baik dengan rentang 50-70%, dengan curah hujan 1.100 - 1.500 mm/tahun. Cahaya matahari langsung di lahan terbuka penting diberikan pada tanaman ini agar mengakibatkan pertumbuhan tanaman semakin cepat,juga merangsang dalam proses pembentukan bunga, dan menghasilkan buah yang cukup lebat. Selain itu, komponen cahaya matahari sangat baik dalam menunjang pertumbuhan tunas akar dan batang. pH tanah yang ideal bagi tanaman kelengkeng yakni 5,0 - 6,6.

Tanaman kelengkeng banyak ditanam oleh masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk di wilayah tropis seperti halnya Indonesia. Sentra dan wilayah pembudidayaan tanaman kelengkeng dilakukan di berbagai daerah misalnya daerah Puncak, Bogor Jawa Barat. Di provinsi Lampung budidaya kelengkeng hasil cangkok batang ternyata ditanam pada lahan terbuka dan dilakukan di daerah Liwa (Lampung Barat), Gisting (Tanggamus), Kalianda (Lampung Selatan). Daerah lain seperti Palembang, Bengkulu, Riau, Sumatera Utara, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua merupakan beberapa wilayah yang seringkali membudidaya kelengkeng dalam jumlah yang banyak.

Cara Budidaya Kelengkeng dengan Cangkok Batang

Membudidayakan tanaman kelengkeng dengan cara cangkok batang adalah cara terbaik supaya mendapatkan buah kelengkeng cepat berbuah lebat dan menguntungkan bagi petani. Bukan tanpa alasan para petani memilih cara ini, sebab dengan cara cangkok batang, maka akan dijamin tanaman kelengkeng akan cepat berbuah, memiliki buah yang sangat banyak dan mampu dipanen secara terus-menerus sepanjang musim. Agar produksi panen buah kelengkeng melimpah ruah, langkah penanaman dan perawatan tanaman menjadi kunci utama untuk meraih keberhasilan dalam menanam kelengkeng di kebun maupun di halaman dan pekarangan rumah. Ada beberapa kiat dalam budidaya kelengkeng dengan cara cangkok agar berbuah lebat dan menguntungkan, diantaranya yaitu: (1). Pemilihan bibit cangkok batang kelengkeng unggulan, (2). Pengolahan lahan tanam kelengkeng yang benar, (3). Cara Penanaman batang cangkok kelengkeng secara terencana, (4). Perawatan dasar tanaman kelengkeng, (5). Kegiatan panen serta pemasaran hasil panen di pasaran.

1. Pemilihan Bibit Cangkok Batang Kelengkeng Unggulan
Bibit cangkok batang tanaman kelengkeng unggul dapat diperoleh melalui proses mencangkok di kebun kelengkeng sendiri atau jika tidak memungkinkan dapat langsung membeli bibit cangkokan kepada penjual bibit di kios khusus tanaman, atau melalui agen petani kelengkeng profesional yang telah terbukti sukses di daerahnya. Bibit cangkokan kelengkeng diambil dari batang indukan produktif dan berdasarkan riwayat hidupnya telah menghasilkan buah sangat banyak di sepanjang musimnya. Pastikan juga bahwa batang tanaman kelengkeng yang dicangkok harus berasal dari tanaman induk setidaknya berumur 1 - 1,5 tahun. Bibit cangkok tanaman kelengkeng sebaiknya tidak mengalami cacat fisik pada bagian organ tanamannya, mengalami luka memar, atau adanya aktivitas mikroorganisme yang tampak . Daun pada tanaman kelengkeng hasil cangkokan harus banyak (minimal terdiri dari 20 - 50 lebih daun dengan berwarna hijau tua/muda), batang harus kuat dan tidak muncul ciri penyakit yang menyerang pada organ tanaman yang dicangkok tersebut. Apabila syarat tersebut telah terpenuhi mari ikuti prosedur berikutnya.

2. Pengolahan Lahan dan Cara Menanam Kelengkeng Hasil Cangkok Batang

Pengolahan lahan tanam kelengkeng meliputi pencangkulan secara manual pada areal lahan baik di perkebunan atau pekarangan rumah. Langkah pertama adalah membuat lubang tanam berbentuk persegi (bujur sangkar) pada salah satu lahan yang dipilih dengan ukuran panjang x lebar x tinggi berturut-turut yakni 100 x 100 x 40 cm, dengan jarak tanam 2-3 meter (disesuaikan dengan kebutuhan lahan yang ada). Selanjutnya bagian dalam lubang tanam yang telah digali tanahnya ditambahkan pupuk kandang dari kotoran hewan ternak sebanyak 2 kg untuk masing-masing lubang tanam, lalu bibit cangkokan dilepas dari wadah/pot polybag, segera tanamlah langsung hasil cangkokan kelengkeng tersebut pada lubang tanam yang telah disediakan.

Setelah bibit cangkok kelengkeng ditanam, kemudian padatkan tanah di sekitar bibit, lalu siram tanaman kelengkeng dengan air bersih tiap pagi dan sore hari. Jangan lupa beri tanaman cangkokan tersebut penyangga dari tanaman hidup seperti pohon asam atau trembesi (apabila tidak ada dapat menggunakan tiang penyangga dari bambu yang dipotong-potong) dan ditegakkan di sekitar tanaman, selanjutnya batang tanaman cangkokan diikat pada tiang penyangga supaya tanaman tidak mudah roboh. Pastikan pula penanaman dilakukan di area yang memiliki ketercukupan cahaya  matahari sepanjang hari supaya proses fotosintesis tanaman kelengkeng berjalan optimal serta mampu merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman ke arah yang jauh lebih baik.

3. Perawatan Dasar Tanaman Kelengkeng Hasil Cangkok Batang
Perawatan tanaman kelengkeng meliputi beberapa kiat agar apa yang diharapkan petani terkait dari hasil panen terwujud. Perawatan tanaman kelengkeng meliputi beberapa tahap diantaranya sebagai berikut:
  • Penyiangan tanaman kelengkeng, bertujuan untuk memastikan bahwa tanaman kelengkeng  terbebas dari adanya aktivitas pertumbuhan rumput liar yang terlalu banyak (gulma parasit). Apabila ada gulma di area sekitar tanaman kelengkeng, maka sebaiknya segera dikoret atau dicabut sampai pada akarnya supaya tidak tumbuh lagi. Jika gulma yang tumbuh di sekitar tanaman sangat banyak tentu akan terjadi perebutan nutrisi (unsur hara) di dalam tanah, akibatnya pertumbuhan kelengkeng hasil cangkokan semakin terhambat, dan ujung-ujungnya perlahan organ tanaman misalnya batang akan kurus, daun akan mengalami nekrosis (ditandai dengan daun berwarna kuning pucat, daun mudah rontok, kemudian lama-kelamaan akan mati);
  • Penggemburan lahan tanam/pembubunan, yakni dengan cara mencangkul perlahan dan tidak terlalu dalam di areal tanah penanaman supaya tanah yang sudah padat kembali gembur agar ketika terjadi hujan atau waktu disiram, air akan mudah meresap ke dalam akar tanaman, sehingga mempengaruhi proses pembentukan bunga, daun, batang, serta buah kelengkeng; Pembubunan lahan tanam dilakukan pada usia 2,5 - 4 bulan, terhitung sejak usia tanam awal;
  • Pemangkasan/perempelan: Perampelan bertujuan untuk membentuk kanopi serta meningkatkan produktivitas buah kelengkeng agar cepat berbuah lebat dan menguntungkan. Perampelan dilakukan saat usia tanaman menginjak umur sekitar 3-4 bulan dengan cara mengambil 4-6 tunas saja, selebihnya dapat dipangkas. 4-6 tunas yang sudah dipilih kemudian dipelihara sampai umur tanaman mencapai usia 1 tahun. Apabila usia 1 tahun terdapat tunas-tunas baru di area ketiak batangnya, maka dapat dipotong dengan meninggalkan 3-4 tunas saja. Pemangkasan selanjutnya dilakukan tiap 1 tahun sekali dan caranya sama seperti pemangkasan kedua;
  • Peningkatan kualitas dan kuantitas buah kelengkeng: dapat ditempuh dengan pemberian hormon Giberelin untuk merangsang proses pembungaan dan pembentukan buah yang komplit. Penggunaan hormon giberelin dengan dosis cukup justru akan membantu peningkatan produksi buah menjadi 2 kali lebih banyak daripada tanpa penambahan hormon tersebut. Penggunaan hormon Giberelin harus mengikuti dosis yang tepat dan disesuaikan dengan umur tanaman kelengkeng, yakni idealnya diberikan penyemprotan hormon giberelin pada saat tanaman sudah menandakan ciri-ciri terjadinya pembungaan pada tiap tanaman;
  • Pemupukan tanaman kelengkeng: pohon kelengkeng yang telah dewasa akan menunjukkan ciri  pertumbuhan primernya seperti daun menjadi banyak, adanya proses pembungaan dan munculnya buah bertandan-tandan, batang nampak kokoh dan terkadang merunduk ke lantai tanah. Pemupukan penting dilakukan tiap 2 bulan sekali selama 1 tahun pertama dan tahun-tahun berikutnya supaya tanaman tetap terpelihara secara baik, dan pada akhirnya proses pembuahan kelengkeng hasil cangkok batang semakin dinikmati dalam jangka waktu cukup lama. Pemupukan dilakukan dengan menambahkan pupuk organik (pupuk kandang/kompos) ke bagian tanaman dengan cara disebarkan di area pusat tumbuh tanaman (1 tanaman = 2,5 kg pupuk kandang). Sementara itu, lakukan juga pemupukan anorganik susulan secara berseling dengan pupuk kandang tiap 2 bulan sekali, yakni dengan menggunakan pupuk Urea, KCl, TSP. Cara pemberian pupuk anorganik yaitu dengan terlebih dahulu membuat lubang larikan secara melingkar di area pusat tanaman, lalu masukan pupuk anorganik di dalam lubang larikan, kemudian larikan ditutup dengan tanah hasil galian larikan. Utamakan keselamatan tanaman saat pemberian pupuk anorganik yakni jangan terlalu dekat dengan akar tanaman (minimal jarak 30-35 cm) agar akar tanaman tidak mudah rusak/mati. Pemberian kedua jenis pupuk ini jika dilaksanakan secara teratur dan terjadwal akan semakin memperbagus produktivitas hasil pertanian, termasuk membuat tanaman kelengkeng cepat berbuah lebat dan menguntungkan bagi petani. 

  • 4. Kegiatan Panen dan Pemasaran Buah Kelengkeng
    Sebaiknya kegiatan panen buah kelengkeng dilakukan secara berjenjang (bertahap sesuai dengan tingkat kematangan buahnya), sebab dalam satu pohon buah tidak masak secara bersamaan. Pemanenan buah kelengkeng yang telah matang dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kebutuhan. Pada pemanenan awal, biasanya buah hasil cangkokan kelengkeng tidak terlalu banyak, kisaran 20-50 buah pertanaman, namun menginjak panen pada musim berikutnya akan terus bertambah bahkan menjadi dua kali lipatnya, dan seterusnya. Panen awal buah kelengkeng umumnya terjadi pada saat tanaman berumur 1 tahun dengan buah yang lumayan banyak.
    Cara pemanenan buah kelengkeng yakni dengan memetik buah kelengkeng yang sudah tua atau buah yang sudah matang di pohonnya langsung, lalu buah dimasukan ke dalam keranjang buah yang terbuat dari anyaman bilah bambu. Buah yang telah terkumpul dibersihkan menggunakan air bersih, lalu dikeringkan. Setelah itu, buah disortir (dipilih-pilih) berdasarkan kriteria buah yang baik dan buruk. Hanya buah yang baik dan berukuran ideal yang akan diperjualbelikan, sementara itu untuk buah yang buruk, rusak dari tandan buahnya dan tidak sesuai dengan kriteria penjualan dapat dimanfaatkan sendiri untuk dikonsumsi sendiri.

    Di supermarket, buah kelengkeng banyak diperjualbelikan dengan harga yang variatif yakni dengan harga kiloan atau perpaket buah. Harga kelengkeng perkilogramnya bervariasi untuk setiap wilayah di negara Indonesia. Misalnya, di Provinsi Lampung, terutama di Kota Bandar Lampung, harga buah kelengkeng kualitas unggul besar perkilogramnya dijatuhkan kisaran harga Rp. 20.000,00,- hingga Rp.30.000,00,-. Tentu apabila budidaya tanaman kelengkeng ini dilakukan secara ulet maka tidak menutup kemungkinan akan menghasilkan produksi panen kelengkeng yang potensial serta memperoleh hasil panen memadai dan menguntungkan bagi petani.

Monday, June 20, 2016

Budidaya Jeruk Lemon


Budidaya Jeruk Lemon

Jeruk lemon (jeruk sitrun) adalah tanaman yang masih satu famili dengan jenis jeruk-jeruk yang lain tetapi memiliki keunikan tersendiri. Jeruk lemon mempunyai kulit berwarna kuning dengan bentuk buah yang lonjong dan rasa buahnya asam manis. Buah ini biasanya digunakan sebagai garnish atau bahan minuman yang menyegarkan. Jika dilihat dari kandungannya, buah ini kaya akan vitamin C sehingga bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Sekarang ini produk olahan kemasan dengan rasa lemon sudah tidak terhitung lagi, mulai dari sirup, selai, jus, minuman ringan, sampai makanan ringan juga ada. Hal ini menunjukkan bahwa lemon punya penggemar tersendiri dan pangsa pasarnya cukup terbuka lebar. Tidak ada salahnya bukan Anda mencoba dan mengaplikasikan panduan menanam dan budidaya lemon dibawah ini:

Persiapan Lahan

Siapkan lahan tanam dengan membajak atau mencangkul tanah yang lebih dulu diberi pupuk kandang/kompos sebagai pupuk dasar. Jika tanah keadaannya terlalu asam tambahkan dolomit/kapur pertanian. Selanjutnya buatlah lubang tanam sedalam 30 cm dan beri pupuk urea dengan dosis 200 kg/hektar. Dosis bisa disesuaikan dengan kondisi lahan tanam, bila sudah cukup subur maka dosisnya dikurangi, dan jika telalu gersang bisa ditambahkan.

Pembibitan Jeruk Lemon

Pembibitan bisa dilakukan dengan metode cangkok, okulasi atau biji. Namun yang lebih baik adalah dengan cangkok atau okulasi. Pilih batang pohon yang berdiameter minimal diatas 5 cm dan bentuknya lurus. Lakukan pencangkokan seperti biasa dan tunggu sampai keluar akar. Selanjunya potong batang dan semaikan selama sebulan di polybag semai sampai benar-benar bisa tumbuh dengan akar. Selanjunya jika sudah siap maka tanam di lahan tanam.

Penanaman

Tanam bibit yang sudah siap pada lahan tanam dengan jarak 70-100 cm antar tanaman. Usahakan penanaman pada lahan yang tidak terhalangi pohon lain agar sinar matahari mengenai tanaman secara langsung. Sediakan lubang yang mengelilingi tanaman sebagai tempat untuk pemupukan. Siram air secara berkala setiap pagi dan sore hari selama 2 minggu berturut-turut. Jaga agar tanaman tidak mati, bila ada yang mati atau tidak tumbuh baik segera ganti dengan yang baru.

Pemeliharaan

Lakukan pemupukan selama 4 kali dalam satu tahun. Berikan pupuk kandang, TSP, ZA dan kompos dengan takaran yang cukup yakni 1:1:1:1. Jangan lupa lakukan pemangkasan pada batang lemon agar pertunasan bisa terjadi dan tanaman bisa cepat berbunga. Setiap ada tumbuhan liar atau gulma harus segera disingkirkan agar nutrisi terserap maksimal. Jauhkan tanaman dari hama dan penyakit, jika tanaman terserang hama dan penyakit maka gunakan pestisida dan obat sesuai dengan dosis dan anjuran yang semestinya.

Pemanenan

Pemanenan lemon bisa dilakukan saat lemon sudah benar-benar matang. Umumnya lemon bisa dipanen mulai umur 30-36 minggu setelah tanam. Pastikan buah matang di pohon, sebab buah jeruk berhenti melakukan pematangan setelah dipetik.

Wednesday, June 8, 2016

Budidaya Sukun yang Menggiurkan

Cara Budidaya Tanaman Sukun yang Baik – Tanaman sukun adalah tanaman hutan dengan tinggi mencapai 20 meter. Tanaman ini memiliki kayu yang lunak dengan kulit kayu yang berserat kasar.Seluruh bagian tanaman memiliki getah encer. Di bagian daun serta batang daunnya sangat lebar, menjari serta berbulu kasar. Batang dari tanaman sukun ini besar, bergetah banyak dan juga agak lunak. Cabangnya pun banyak dan untuk pertumbuhannya cenderung ke atas.
Karena buah sukun pada dasarnya memang tidak memiliki biji, maka dalam teknik pembudidayaan tanaman sukun ini hanya menggunakan penanaman vegetatif. Ada sejumlah cara bercocok tanam guna memperoleh bibit dari pohon tanaman sukun.
Dimana cara yang pertama yaitu menggunakan stek pucuk. Stek pucuk ini akan menanggulangi masalah bibit yang sudah terlalu lama berada dalam polibag. Selanjutnya dapat juga menggunakan okulasi. Jika menggunakan okulasi Anda akan mudah mendapatkan benih yang banyak hanya dalam waktu cukup singkat. Dapat juga Anda coba memakai tunas akar alami serta cangkok.
Pedoman budidaya tanaman sukun
Umumnya tanaman sukun diperbanyak menggunakan cara cangkok atau stek akar. Meskipun untuk tanaman dapat diperbanyak menggunakan cara sambung pucuk atau okulasi di batang bawah dari semai keluwih, namun cara yang satu ini tidak dianjurkan karena memiliki presentasi keberhasilan yang rendah serta relatif lama.
Akar samping dari pohon sukun ini ditarik ke atas, kemudian potong sepanjang 20 hingga 20 cm dan disemaikan sebagai bibit. Di akar yang terlihat pada permukaan tanah seringkali tumbuh tunas. Dari tunas inilah yang nantinya dapat dipotong beserta dengan akar induknya guna dijadikan untuk bibit.
Bibit sukun yang sudah mencapai tinggi sekitar 70 centimeter akan dapat ditanam di kebun. Ukuran lubang tanam untuk tanaman sukun ini adalah 40 x 40 x 30 centimeter. Setiap lubang tanam diberi 10 kilo gram pupuk kandang yang sudah matang. Ada baiknya jika bibit muda Anda lindungi dengan daun kelapa maupun daun lainnya guna mencegah sengatan matahari serta diberi cukup air ketika musim kemarau.
Pemeliharaan tanaman sukun
Pemangkasan cabang tanaman sukun jangan terlalu sering dilakukan. Akan tetapi jika pembentukan percabangan memang belum bagus, maka Anda dapat memangkas batang utamanya agar memiliki tunas lebih banyak.
Gunakan pupuk buatan NPK (15:15:15) yang diberikan tiga bulan sekali sebanyak 25 hingga 1000 gram per pohon setiap tahunnya disesuaikan dengan usia tanaman. Setelah tanaman sudah berbuah, maka pemupukan cukup 1 hingga 2 kali saja per tahun sebelum berbunga dan juga setelah panen raya.
Penyakit dan hama yang menyerang tanaman sukun
Hama yang umumnya menyerang tanaman sukun yaitu penggerek batang atau Xyleberus sp serta lalat buah (Dacus sp). Bagaimana cara mengatasi hama ini? Lubang gerekan yang ada di batang perlu disumbat rapat menggunakan aspal maupun batangnya disiram dengan larutan insektisida sistemik guna mengatasi serangan.
Hama penggerek pada dasarnya dapat mematikan pohon. Maka dari itu, jika ada serangan lebih baik cepat lakukan pemberantasan. Sedangkan untuk penyakit yang umumnya mengancam tanaman ini antara lain adalah mati pucuk (Fusarium sp), busu tangkai buah atau Rhizopus sp serta busuk buah lunak yang dikenal dengan Phytophthora palmivora.
Akan tetapi penyakit ini memang tergolong satu ancaman yang tidak begitu serius. Namun lebih baik jika terserang memang sebaiknya segera untuk dilakukan penanganan agar penyakit tersebut tidak meluas.

Pemilihan pembibitan

Dalam teknik budidaya sukun, karena buah sukun tidak memiliki biji, hanya terdapat cara penanaman vegetatif. Ada beberapa cara bercocok tanam untuk memperoleh bibit dari pohon sukun. Cara yang pertama adalah menggunakan stek pucuk. Stek pucuk dapat menanggulangi masalah bibit yang terlalu lama dalam polibag. Kemudian bisa juga menggunakan okulasi. Dengan menggunakan okulasi, anda akan memperoleh benih yang banyak dalam waktu relatif singkat. Atau anda juga bisa menggunakan tunas akar alami dan atau cangkok. Dari beberapa cara tersebut, cara yang paling mudah adalah menggunakan metode stek. Jika anda baru saja mengawali budidaya, anda bisa mencari bibit dari penjual bibit. Pastikan anda mencari bibit dari indukan yang berkualitas dan unggul agar hasil panen yang anda peroleh juga menghasilkan.
Ciri bibit yang baik
Untuk memudahkan anda memilih bibit dalam cara budidaya sukun, ada ciri-ciri umum dari bibit yang unggul. Yang pertama adalah sudah terdapat daun minimal 4 buah. Semakin banyak daun semakin bagus, namun jumlah ideal adalah minimal 6 atau lebih. Tanaman dengan 4 daun berarti sudah cukup umur untuk dipindah ke lahan. Kemudian warnanya yang aga gelap namun segar. Daun juga mengkilap untuk bibit yang bagus. Jika warnanya pucat, kekuningan, atau keputihan kemungkinan pertumbuhan terganggu. Batangnya kuat, dan lurus serta tumbuh dengan tegak. Pilih dari jenis sukun unggul seperti sukun kuning, sukun bone, atau sukun gundul.

Persiapan Tanam
Untuk cara tanam sukun sebaiknya di awal musim hujan. Karena membutuhkan banyak air, hindari tanaman sukun kekeringan. Kemudian cara menanam dilakukan di sore hari agar mengurangi penguapan. Kemudian siapkan lahan sebelum bibit ditanam dengan dibersihkan dari semak, batuan, dan rumput. Jarak tanam untuk sukun adalah 12 meter atau 15 meter persegi. Pasang patok atau bilah dari bambu agar lebih mudah.
Pembuatan Lubang Tanam
Untuk lubang penanaman, ukuran ideal adalah kubik 75 cm. Lubangnya harus besar karena pertumbuhannya cepat dan besar sehingga agar pertumbuhannya baik. Kemudian pastikan tanah galian dipisah antara tanah bagian atas dan bagian bawah. Tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang. Pastikan lubang sudah disiapkan 2 minggu sebelumnya agar terkena sinar matahari untuk mematikan bibit penyakit dan hama. Jika tanah memiliki pH tinggi dapat diturunkan dengan kapur.
Langkah-langkah Penanaman
Pertama bersihkan lahan lagi dari rumput, kotoran, dan batu serta tanaman liar. Pastikan lubang yang anda siapkan sudah memenuhi ukuran yaitu jarak tanam 12 sampai 15 meter persegi dan lubang dengan ukuran 75 cm kubik. Tanah bagian atas yang untuk menutupi lubang sudah dicampur dengan 1 blek pupuk kandang. Kemudian siapkan bibit. Buka penutup bibit. Masukkan bibit ke dalam lubang. Timbunlah dengan tanah bagian bawah dulu (tanah biasa) baru dengan tanah bagian atas yang sudah dicampur dengan pupuk kandang. Saat penimbunan berikan pupuk NPK sebanyak 100 gram setiap lubang. Beri sedikit air agar tanah dapat dimampatkan sehingga posisi tanaman akan menjadi lebih kuat dan kokoh. Setelah selesai tanaman tinggal dirawat dengan disiram teratur. Selalu periksa kondisi tanaman, pastikan kondisinya sehat selalu terhindar dari hama dan lakukan perawatandan anda juga harus memelihara kondisinya dengan baik.

Sedikit tips, untuk penanaman awal sukun, anda masih bisa menanami tanaman di sela-sela tanaman sukun dengan tanaman palawija untuk memanfaatkan lahan sisa. Tanaman tersebut selain dapat menambah pemasukan untuk bisnis anda, juga dapat berfungsi sebagai tanaman penutup tanah. Akan tetapi jika sudah tumbuh besar tidak dapat lagi, karena sukun akan tumbuh besar menutupi tanaman dibawahnya.

Sunday, June 5, 2016

budidaya kroto yang menggiurkan


Apa itu kroto? bagi yang belum mengetahuinya kroto adalah campuran telur dan larva yang dihasilkan oleh semut rangrang. Budidaya kroto semakin populer karena harga jual kroto terbilang tinggi, meskipun berfluktuatif.
Jauh sebelum permintaan membludak, kroto didapatkan dari perburuan di alam bebas. Lama kelamaan keberadaan kroto semakin langka. Budidaya kroto dipandang sebagai jalan keluar untuk mendapatkan kroto dalam jumlah banyak dan kontinyu.
Tidak semua jenis semut bisa dibudidayakan dan menghasilkan kroto yang digunakan sebagai pakan burung atau ikan. Semut rangrang yang telah berhasil dibudidayakan secara meluas adalah jenis Oecophylla smaragdina. Habitat semut rangrang ini tersebar mulai dari Asia hingga ke Australia bagian utara. Silahkan baca semut rangrang penghasil kroto.

Persiapan budidaya kroto

Dalam sistem budidaya, semut rangrang bisa hidup dalam sarang buatan. Sarang atau kandang untuk semut rangrang bisa dibuat dari paralon, bambu, toples, dan lain sebagainya. Adapun langkah-langkah persiapan untuk budidaya kroto adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan bibit koloni

Bibit koloni untuk budidaya kroto bisa didapat dari hasil tangkapan di alam atau membelinya dari petani lain. Ada kiat-kiat tersendiri untuk mendapatkan bibit koloni dari alam, yang akan kami uraikan dalam tulisan terpisah.
Bila kesulitan mendapatkan bibit koloni dari alam, kita bisa membeli bibit kroto pada pembudidaya lain. Bibit kroto biasanya dijual dalam kemasan stoples atau botol plastik bening. Harganya cukup mahal, satu botol plastik berukuran 1 liter harganya sekitar 150-200 ribu rupiah.

b. Membuat kandang

Pada kesempatan kali ini kami akan menjabarkan cara membuat kandang kroto menggunakan paralon. Kandang paralon lebih praktis, fleksibel dan mudah perawatannya. Adapun kelebihan dari media paralon adalah sebagai berikut:
  • Membuatnya mudah, tinggal memotong paralon dengan panjang yang sama. Kemudian susun dalam rak, media langsung bisa digunakan.
  • Media tahan lama, bisa untuk 5-10 tahun.
  • Paralon umumnya gelap atau kedap cahaya, namun kedua sisinya terbuka. Lingkungan yang baik bagi semut rangrang yang membutuhkan intensitas cahaya sekitar 0,01-0,06 lm/m2 saja.
  • Karena bentuknya silinder, bila disusun dengan baik posisinya akan saling menguatkan dan tidak mudah berpindah.
  • Lebih mudah dalam pemanenan dan meminimalkan kematian koloni pasca panen. Serta mudah dibersihkan.
Berikut ini tahapan pembuatan kandang untuk budidaya kroto:
  • Buat sebuah rak bersusun 2 tingkat. Rak bisa dibuat dari mambu, kayu atau besi. Ukuran rak disesuaikan dengan ukuran tempat.
  • Letakkan setiap kaki rak di atas wadah plastik, bisa mangkuk atau piring arau potongan kaleng. Berikan air pada wadah tersebut, bisa juga dengan memberikan cairan oli bekas, agar cairan tidak cepat menguap dan kering.
  • Penggenangan kaki-kaki rak dalam cairan tersebut bertujuan untuk menghindari kaburnya koloni semut rangrang. Bagian-bagian rak tidak boleh bersentuhan dengan dinding atau benda lainnya.
  • Pilih paralon berdiameter 12 cm, kemudian potong panjang masing-masing sekitar 50 cm, atau sesuaikan dengan lebar rak.
  • Susun paralon tersebut dalam rak, berikan daun-daunan dalam paralon untuk merangsang semut rangrang membuat sarang. Langkah selanjutnya adalah menebarkan bibit koloni pada kandang tersebut.
Kandang harus diletakkan di tempat yang tenang, jauh dari gangguan. Karena ratu semut membutuhkan ketenangan agar bisa bertelur dengan optimal. Kandang budidaya kroto akan lebih baik bila ditempatkan di ruangan tertutup.

c. Menebarkan bibit koloni

Setelah rak dan pipa paralon untuk kandang selesai disiapkan, langkah selanjutnya adalah meletakkan koloni semut rangrang. Paralon merupakan media budidaya kroto yang sangat praktis. Tidak seperti toples atau media lainnya yang harus dipersiapkan, media paralon cukup disusun diatas rak, langsung bisa digunakan.
Biasanya bibit koloni dijual dalam toples atau dalam botol plastik. Untuk memindahkannya pada media paralon, cukup potong botol plastik atau buka toplesnya dan letakkan di atas tumpukan paralon.
Kemudian sediakan pakan dan air gula di sekitar sarang tersebut. Semut rangrang dengan sendirinya akan berkeliaran dan mulai masuk dalam tumpukan paralon untuk bersarang. Setelah semut kerasan tinggal di kandang, selanjutnya tinggal memberikan perawatan rutin agar koloni menghasilkan kroto dengan maksimal.
Cara praktis budidaya kroto

Pemberian pakan

Jenis-jenis pakan budidaya kroto diantaranya ulat, jangkrik, belalang, cecak dan hewan kecil lainnya. Bisa juga disajikan daging ayam yang telah direbus agar tidak membusuk dan berbau. Atau, berikan tulang-tulangan, pemberian tulang sapi atau kambing harus dipecahkan sampai sumsumnya keluar. Pakan tersebut berfungsi sebagai asupan protein dan lemak bagi kroto.
Selain protein, budidaya kroto membutuhkan sumber gula. Di alam, semut rangrang mendapatkan asupan karbohidrat dari gula, biasanya berupa nektar yang dihasilkan kutu daun seperti aphid. Dalam budidaya kroto karbohidrat disediakan dengan memberikan gula pasir yang dilarutkan dalam air.
Cara memberi makan koloni semut rangrang adalah sebagai berikut:
  • Gunakan tatakan, bisa dari piring plastik atau wadah lain yang bentuknya ceper. Letakan bahan makanan dalam wadah tersebut, misalnya ulat hongkong, belatung, daging ayam atau tulang belulang. Wadah diletakkan pada rak disamping sarang semut.
  • Apabila menggunakan pakan hidup yang bisa melompat, misalnya jangkrik. Hendaknya lumpuhkan terlebih dahulu agar tidak kabur. Atau bisa juga dimasukkan langsung pada sarang semut.
  • Sebagai sumber gula, gunakan tatakan kecil untuk tempat air yang telah dicampur dengan gula pasir. Larutkan 1-2 sendok gula pasir pada sekitar 200 ml air bersih. Biasanya air larutan gula akan habis dalam 2-3 hari, tergantung pada jumlah koloni.
Cara praktis budidaya kroto

Pemanenan kroto

Kapan kroto mulai bisa dipanen? jawabannya, secara teoritis telur semut rangrang mempunyai daur 15-20 hari. Mulai dari telur-larva-hingga menjadi semut. Pemanenan bisa dilakukan setelah sarang semut terlihat penuh dengan telur atau kroto yang berwarna putih. Pada media atau sarang yang telah stabil, selanjutnya kroto bisa dipanen setiap 15-20 hari.
Pada awal budidaya, sebaiknya bibit koloni dibiarkan berkembang biak sehingga populasi semutnya bertambah. Setidaknya hingga 6 bulan pertama tidak dipanen terlebih dahulu. Kemudian setelah 6 bulan, pemanenan bisa dilakukan 2 kali setiap bulannya. Atau bisa diatur menjadi setiap hari dengan mengkombinasikan jumlah sarang dan siklus panen.
Tahap melakukan pemanenan adalah sebagai berikut:
  • Siapkan wadah berupa baskom atau ember plastik.
  • Siapkan juga saringan dari kawat ram, letakkan dalam baskom tersebut.
  • Gunakan sarung tangan karet untuk menghindari gigitan semut.
  • Ambil media atau sarang dan tumpahkan isinya ke dalam baskom yang sudah diberi saringan kawat ram. Kroto akan jatuh ke dasar baskom sedangkan semutnya akan tersaring.
  • Bersihkan media paralon dan letakkan kembali kawat ram yang berisi semut pada rak.